Apa sih perbedaan antara orang Indonesia dan orang China dalam berdagang? Pernahkah Anda berpikir kenapa banyak sekali warga negara keturunan Tionghoa yang sukses dalam berbisnis di bidang perdagangan? Lihatlah di sekeliling kita hampir semua pertokoan dikuasai oleh para pemilik yang mayoritas berasal dari keturunan etnis China. Kenapa bisa begitu ya?
Sebelumnya, kami beritahukan bahwa artikel ini sama sekali tidak bersifat menyinggung RASIS. Tujuan dari artikel ini yaitu agar para penduduk Indonesia bisa meneladani gaya hidup warga keturunan China terutama dalam berjualbeli. Sehingga diharapkan dengan mencontoh perilaku positif tersebut, kita semua bisa memaksimalkan segala potensi yang dimiliki untuk mendapatkan kesejahteraan hidup.
Simak perbedaan-perbedaan antara orang Indonesia dan orang China berikut ini!
1. Produktif Bukan Sekadar Sibuk
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, orang China selalu mengedepankan produktifitas. Mereka akan mengerjakan apa yang sepatutnya mereka mampu lakukan dan tidak segan-segan meminta bantuan orang lain jika dirasa perlu. Kesibukan mereka selalu menghasilkan sesuatu yang berguna. Bukan sibuk karena alasan atau berkutat pada pekerjaan yang sulit dilaksanakan.
2. Selalu Menghargai Uang
Kebanyakan masyarakat di Indonesia selalu memandang sebelah mata uang koin. Bahkan tidak sedikit penduduk pribumi yang merasa malu jika harus membawa uang recehan saat bertransaksi. Berbeda halnya dengan warga Tionghoa yang senantiasa menghargai uang sekecil apapun jumlahnya. Sebab mereka sudah memahami betul jikalau uang logam ini selalu dikumpulkan maka akan menghasilkan uang yang besar juga.
3. Selalu Tampil Apa Adanya
Lihatlah di sekitar kita atau jangan-jangan malah diri sendiri. Kebanyakan orang Indonesia yang mulai sukses biasanya merubah gaya hidupnya menjadi bermewah-mewahan. Mulai dari pakaian, kendaraan, sampai tempat makan langsung memilih yang berharga mahal dan eksklusif. Bandingkan dengan lifestyle yang dimiliki orang China selalu tampak sederhana dan cenderung menutupi kekayaannya. Sebagian besar warga Tionghoa tersebut malah tak malu pergi ke luar rumah sambil mengenakan pakaian yang kumal.
4. Niat, Niat, dan Niat
Modal utama orang China dalam membuka usaha adalah niat. Mereka akan serius mencari tahu potensi suatu sektor bisnis terlebih dahulu baru menjalankan bisnisnya. Mereka juga selalu ulet ketika merintis usahanya hingga sukses. Tetapi warga pribumi justru seringkali bingung dan khawatir soal modal, modal, dan modal. Padahal semua bisnis harus melewati tahap yang paling rendah sampai menuju kemandirian.
5. Selalu Siap Melayani
Ketika Anda berdagang, berarti Anda siap melayani para pembeli yang datang ke toko. Anehnya, para pemilik toko pribumi sering lupa diri dan tidak menghargai calon pembelinya. Malahan cukup banyak bos dari orang Indonesia yang kerjaannya hanya duduk mengawasi karena semua pekerjaan dilakukan oleh karyawan-karyawannya. Padahal apabila kita mencontoh perilaku warga China, mereka tetap bersedia membantu pembeli yang datang ke tokonya. Para bos keturunan Tionghoa ini bahkan senantiasa memposisikan diri sebagai karyawan dan mau berbaur dengan para pekerja yang lain untuk melayani pembeli.